Bengkayang, Kalbar – Menjadi insan Bhayangkara adalah cita-cita Santoni Abui sejak kecil. Dua tahun yang lalu, ia lulus penerimaan Bintara Rekpro Perbatasan dan telah menyelesaikan pendidikan Bintara Polri di SPN Polda Kalbar Singkawang.

Dengan pangkat Brigadir Polisi Dua (Bripda) di pundak, dengan langkah tegap melaksanakan tugas penempatan di Polres Bengkayang, Polda Kalimantan Barat. Tak butuh waktu lama, kurang lebih 3 bulan, Bripda Santoni Abui ditempatkan di Polsek Perbatasan, yaitu Polsek Siding, Polres Bengkayang, Polda Kalbar.

Berawal dari rasa cinta dan kepeduliannya terhadap anak-anak di wilayah perbatasan Kecamatan Siding, Bripda Santoni Abui kini telah mengajar para siswa-siswi di SD Negeri 07 Kapot, Desa Tangguh, Kecamatan Siding, Kabupaten Bengkayang selama enam bulan terakhir. Adapun materi yang diajarkan adalah wawasan kebangsaan dan Peraturan Baris Berbaris (PBB).

Kepala Sekolah SD Negeri 07 Kapot, Syarifudin, S.Pd menuturkan bahwa inisiatif mengajar seperti yang dilakukan oleh Santoni Abui sangat membantu para guru. Dengan suka cita dan semangat yang tinggi, Santoni hadir di tengah-tengah para guru dan murid.

“Sehingga memotivasi anak-anak untuk belajar lebih giat serta menumbuhkan rasa cinta tanah air di perbatasan. Tentunya Santoni sangat patut mendapat apresiasi dan memperoleh suatu penghargaan dari pimpinan Polri sebagai bentuk dedikasinya sebagai Polisi mengajar,” tutur Syarifudin, S.Pd., saat wawancara diruang Kepala Sekolah SDN 07 Kapot, Senin (2/9/24) pagi.

Kapolsek Siding, Polres Bengkayang, Polda Kalimantan Barat, IPTU Oman Kurnianto, juga memberikan tanggapan positif terhadap inisiatif Bripda Santoni Abui. Menurut Kapolsek, tindakan Santoni adalah cerminan nyata dari motto Polri, yaitu melayani dan mengayomi masyarakat.

“Kami sangat bangga memiliki anggota seperti Bripda Santoni. Dia tidak hanya menjalankan tugasnya sebagai penegak hukum, tetapi juga turut berperan aktif dalam mencerdaskan anak-anak bangsa, terutama di wilayah perbatasan yang sangat memerlukan perhatian khusus,” ujar IPTU Oman.

Kisah Bripda Santoni ini menggambarkan bagaimana seorang polisi dapat berperan lebih dari sekadar penegak hukum, tetapi juga sebagai pendidik dan inspirator di tengah masyarakat, terutama di daerah-daerah terpencil dan perbatasan.

(Hms)